Penyusunan Materi penyuluhan Kehutanan di Kecamatan Gandusari
by
10
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah kegiatan mengembangbiakkan tanaman dengan menggunakan bagian dari tanaman, yang mana bagian tanaman tersebut berasal dari tunas, daun, cabang, batang, serta akar tanaman. Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan adalah proses reproduksi tanaman yang tidak melalui perkawinan tetapi dengan menggunakan bantuan manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan tersebut dapat dilakukan dengan cara: Stek, Cangkok, Okulasi, Grafting, Kultur jaringan dan merunduk. Berikut penerapan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang meliputi:
- Stek
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman melalui salah satu bagian tanaman seperti batang, akar, dan daun. Teknik perbanyakannya yaitu dengan menancapkan bagian tanaman tersebut ke tanah. Kemudian dari bagian tanaman yang ditanam tersebut akan muncul akar-akar baru hingga menjadi tanaman utuh. Adapun teknik stek pada tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan:
- Stek Cabang
Perbanyakan tanaman dengan teknik stek cabang dilakukan dengan cara menanam bagian cabang tanaman pada media pertumbuhan (pasir, campuran top soil + kompos) pada bedengan yang ditutup sungkup plastik. Teknik pembuatan stek cabang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Pengambilan cabang dari pohon induk yang telah dipilih. Ukuran cabang yang baik untuk bahan stek biasanya 2-5 cm. posisi cabang yang dapat digunakan adalah posisi bagian bawah tajuk karena selain memudahkan dalam mengambilnya juga umumnya memiliki kemampuan berakar lebih baik
- Pengepakan cabang akan mempengaruhi tingkat keberhasilannya terutama apabila pengambilan cabang dilakukan ditempat lain yang jauh sehingga akan memerlukan waktu yang relatif lama. Cara yang dapat digunakan adalah dengan membungkus cabang dengan karung goni basah atau kulit batang pisang.
- Pemotongan cabang menjadi bahan stek sebaiknya minimal terdiri atas 2 ruas. Setelah dipotong-potong kemudian bagian pangkal cabang direndam pada larutan ZPT akar .
- Penanaman stek dilakukan pada media pasir atau campuran top soil + kompos pada bedengan yang ditutup sungkup plastik untuk memelihara kelembaban udara sampai 90%. Pemeliharaan rutin yang dilakukan adalah penyiraman, penyemprotan fungisida dan pembersihan rumput disekitar bedengan. Biasanya bibit stek cabang sudah dapat disapih setelah 2-3 bulan.
- Stek Pucuk
Perbanyakan tanaman dengan teknik stek pucuk umumnya dilakukan dalam rangka produksi bibit secara masal untuk keperluan operasional penanaman, sehingga dengan teknik ini dapat dihasilkan bibit tanaman dalam jumlah besar. Bahan yang digunakan adalah bahan stek dari tunas/trubusan, media stek yang digunakan adalah pasir sungai, zat pengatur tumbuh, bak plastik/ember, label, fungisida, gunting stek/pisau cutter. Untuk kegiatan pembibitan dengan stek pucuk diperlukan beberapa fasilitas penunjang yaitu tempat pembibitan yang dilakukan di rumah kaca atau bedengan persemaian dan ditutup dengan menggunakan sungkup plastik. Pembuatan stek pucuk dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
- Penyiapan media stek dalam polybag atau kantong bibit
- Pembuatan stek dengan cara memotong trubusan menjadi beberapa bagian. Satu stek terdiri atas 2 mata tunas yang belum membentuk jaringan gabus, kemudian direndam pada larutan fungisida untuk menghindari serangan jamur.
- Sebelum ditanam bagian pangkal stek dimasukan kedalam larutan ZPT, kemudian stek ditanam pada media yang telah diberi lubang tanam terlebih dahulu.
- Bedengan stek ditutup plastik sungkup untuk memelihara kelembaban udara tetap tinggi sekitar 90% dan perlu diberi naungan dengan intensitas cahaya 15-25 % untuk bedengan tanpa pengabutan dan intensitas cahaya 30-50% untuk bedengan dengan sistem pengabutan.
- Pemeliharaan rutin meliputi penyiraman, penyemprotan fungisida dan pembersihan gulma, apabila setelah stek berakar maka di lakukan penyapihan ke media pertumbuhan agar bibit tumbuh baik sampai siap tanam. Bibit yang sudah siap tanam yaitu pada umur 4 bulan.
- Stek Akar
Perbanyakan tanaman dengan teknik stek akar dilakukan dengan menanaman bagian akar tanaman pada media tumbuh. Stek akar dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
- Pengambilan akar Akar yang baik untuk bahan stek adalah diameternya 2-3 cm yang tumbuh muncul atau menjalar dekat permukaan tanah. Biasanya semakin dalam posisi akar dalam tanah tingkat keberhasilan tumbuhnya menurun.
- Pengepakan akar Akar yang telah dipotong dari pohon induknya dibawa kelokasi pembibitan, apabila lokasinya jauh maka untuk memelihara kesegaran akar maka sebaiknya akar dibungkus kulit batang pisang.
- Pemotongan akar Untuk bahan stek akar dipotong sepanjang 10-15 cm, sedangkan akar yang berukuran lebih besar dapat dibelah menjadi 2 bagian. Bagian ujung akar (yang lebih muda) dipotong miring agar tidak terbalik pada saat menanam. Setelah itu dilakukan pencucian dan perendaman dalam air yang dicampur hormon/ZPT selama 10 menit.
- Penanaman Penanaman stek akar dilakukan pada media pasir yang berada dalam polybag, dan setelah tumbuh (sekitar 3 bulan) kemudian disapih pada media tanah + pupuk. Selain itu stek akar dapat ditanam pada bedengan pasir (dideder) dan setelah tumbuh tunas dapat dipindah ke media campuran tanah dan kompos dalam polybag.
- Pemeliharaan Pemeliharaan bibit dilakukan secara rutin seperti penyiraman, penyemprotan hama, pemupukan dan pembersihan gulma. Untuk kegiatan pemeliharaan dilakukan sampai bibit siap tanam.
Adapun kelebihan dari teknik tersebut antara lain: Tidak bergantung pada musim/waktu, lebih cepat berbuah, bersifat sama dengan induknya dan dapat dilakukan secara kontinyu. Sedangkan kelemahan teknik stek ini adalah: lebih rumit, harus menggunakan pohon induk yang unggul, lebih mahal bila dibandingkan perbanyakan dengan biji dan perakaran tanaman lebih lemah.
- Cangkok
Perbanyakan tanaman melalui cangkok dilakukan dengan menumbuhkan akar sebelum batang dipotong dan ditanam. Cangkok dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengelupas kulit kayu pada bagian tanaman yang diinginkan kemudian ditempel tanah lalu dibungkus plastik untuk merangsang pertumbuhan akar. Pada bagian tersebut disiram setiap hari seperti perawatan pada tanaman dewasa, dengan teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga atau berbuah. Bahan dan peralatan yang digunakan antara lain: media cangkok (moss cangkok, top soil dan kompos), bahan pembungkus cangkok dari polibag hitam, tali rafia, zat pengatur tumbuh akar, insektisida, pisau cangkok, parang dan gergaji tangan. Pencangkokan tanaman dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
- Penyiapan media cangkok terdiri atas campuran antara moss cangkok, top soil dan kompos. Sebelum digunakan media disiram dengan air sampai cukup kelembabanya. Selain itu ditaburi dengan insektisida secukupnya supaya media tidak dijadikan sarang semut dan membunuh hama uret.
- Pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2-5 cm. Cabang dikerat sepanjang 5 cm dengan menggunakan pisau cangkok, lalu kulit cabang dikelupas dan bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik dan dibiarkan beberapa menit. Posisi keratan kulit sekitar 30 cm dari pangkal cabang, setelah itu bagian sayatan diolesi dengan larutan ZPT untuk memacu pertumbuhan akar.
- Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media, kemudian ditutup dengan polibag hitam dan diikat dengan tali rafia sampai media cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok diberi lubang untuk memudahkan masuknya air atau keluarnya akar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan pencangkokan tanaman antara lain:
- Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan membantu dalam menjaga kelembaban media sampai berakar.
- Pengambilan cangkok dilakukan setelah cangkok berumur 2-3 bulan dengan melakukan pemotongan cabang tanaman yang telah di cangkok dengan menggunakan gergaji. Cangkok yang terlalu panjang dipotong sebagian dan daunnya dikurangi untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
- Cangkok yang telah dipisahkan dari pohon induknya segera ditanam pada media campuran tanah dengan kompos/pupuk kandang (3:1). Kegiatan ini dilakukan di persemaian yang diberi naungan dengan intensitas cahaya lebih dari 50%, Pemeliharaan cangkok di persemaian dilakukan sampai bibit siap ditanam di lapangan, biasanya setelah 3 bulan cangkok telah memiliki perakaran yang kuat dan siap untuk di tanam pada lahan.
- Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah yang banyak karena akan mengganggu atau merusak pohon atau tanaman yang dicangkok.
Adapun kelebihan teknik cangkok antara lain: Sifat sama dengan induknya, berbuah lebih cepat, waktu perbanyakan relatif singkat yaitu 1-3 bulan. Sedangkan kelemahan teknik cangkok adalah: Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran, perakaran tanaman pendek dan lemah, hal ini di karenakan tanaman memiliki akar serabut dan bukan akar tunggang
- Okulasi
Perbanyakan tanaman secara okulasi dilakukan dengan cara menggabungkan dua tanaman yang sejenis, okulasi pada tanaman dapat dilakukan dengan cara tempel dan penyambungan. Okulasi tempel yaitu dengan menempelkan tunas pada batang bawah (batang induk), sedangkan okulasi sambung yaitu dengan menyambung dua batang tanaman, yang mana batang bawah dipilih dari pohon induk yang kokoh dan batang atas dipilih dari pohon induk yang produktivitasnya baik. Tujuan okulasi pada tanaman adalah untuk mendapatkan jenis tanaman baru yang memiliki sifat unggul serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit, sedangkan manfaat okulasi pada tanaman adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman serta dapat untuk menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan yang seragam. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan okulasi pada tanaman adalah: alat pemotong, tali plastik atau grafting tape, mata tunas tanaman yang akan digunakan untuk mengokulasi yang berasal dari tanaman dengan sifat unggul, selain itu menyiapkan tanaman yang digunakan sebagai batang bawah dengan kondisi perakaran yang kuat dan kokoh. Okulasi tanaman dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Mengiris batang bawah atau membuat jendela okulasi sebagai tempat mata tunas. Bentuk irisan batang bawah tergantung pada cara okulasi yang kita pilih. Irisan okulasi tidak boleh terlalu dalam dan melukai bagian kayunya karena dapat mengakibatkan kegagalan okulasi.
- Mengambil mata tunas yang akan ditempelkan, misalnya dalam bentuk sayatan. Pengambilan mata tunas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu bentuk pengambilan segi empat, sayatan dan bulat. Dengan adanya macam mata tempel dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai dengan cara okulasi yang digunakan.
- Menyisipkan atau menempelkan mata tunas pada jendela okulasi. Mata tunas yang telah diperoleh kemudian disisipkan atau ditempelkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah, penempelan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak kambium. Waktu terbaik untuk melakukan okulasi tanaman yaitu pada pagi hari sekitar pukul 07.00 s/d 09.00.
- Mengikat tempelan dengan tali. Pengikatan tempelan dapat menggunakan plastik dengan ukuran panjang sekitar 20 cm, lebar sekitar 1,5 cm serta tebalnya 0,1 mm.
- Pembukaan tempelan setelah kurang lebih satu bulan. Pembukaan ikatan okulasi pada tanaman dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisi mata tempel apakah berhasil atau tidak dalam melakukan okulasi.
- Memotong batang bawah. Pemotongan batang bawah dilakukan jika okulasi tersebut telah berhasil. Pemotongan batang bawah dapat dilakukan dengan cara memotong sekitar 1 cm di atas mata tempel dengan bentuk potongan miring kebelakang sehingga air hujan yang jatuh tidak mengenai tempelan tersebut.
Adapun kelebihan teknik okulasi antara lain: diperoleh tanaman dengan produktivitas tinggi, pertumbuhan tanaman seragam dan penyapihan benih relatif singkat. Sedangkan kelemahan teknik okulasi adalah: Okulasi berisiko kurang normal karena dua tanaman tersebut tidak cocok disatukan, memerlukan keahlian khusus dan resiko kegagalan cukup besar.
- Sambung pucuk/Grafting
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggabungkan antara batang bawah dan batang atas dari dua tanaman sejenis sehingga tercapai persenyawaan, cara ini disebut dengan sambung pucuk/grafting. Kombinasi batang atas dan bawah tersebut akan membentuk tanaman baru. Sambung pucuk berbeda dengan okulasi dari penggunaan bagian tanaman dalam proses perbanyakan. Sambung pucuk menggunakan seluruh bagian pucuk tanaman sepanjang 7,5-10 cm sedangkan okulasi hanya menggunakan satu mata tunas sebagai calon batang atas. Pembuatan sambung pucuk pada tanaman dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
- Penyiapan batang bawah tanaman berupa bibit yang telah siap tanam yaitu berumur 4-6 bulan dengan diameter batang rata-rata 1 cm. Memilih bibit yang sehat, tidak menunjukkan adanya serangan hama/penyakit.
- Batang bawah tanaman dipangkas dengan tinggi pangkasan rata-rata 30 cm tergantung pada diameternya. Semakin kecil diameter maka pemangkasan dapat lebih rendah dari 30 cm. Permukaan batang pada titik pangkasan dihaluskan dengan pisau sambung/cutter, kemudian ujungnya dibelah/disayat dengan pisau grafting secara hati hati sepanjang 1,5-2 cm.
- Penyiapan batang atas hendaknya sama dengan ukuran batang bawah. Bagian pangkal calon batang atas disayat secara hati-hati dengan panjang sayatan sama dengan belahan pada batang bawah.
- Batang bawah dan batang atas disambung secara hati-hati sehingga bagian kambium keduanya bersatu, kemudian diikat dengan menggunakan plastik atau grafting tape dan ditutup dengan menggunakan kantong plastik yang berwarna bening untuk memelihara kelembaban udara. Plastik dibuka secara bertahap dengan cara menggunting sebagian sampai akhirnya dilepas.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bibit sambungan adalah sebagai berikut:
- Penyambungan tanaman hendaknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari sehingga tidak terlalu panas.
- Penyambungan dilakukan segera setelah batang atas diambil dari pohon induk karena lamanya waktu penyimpanan maka batang atas akan mengurangi tingkat keberhasilan hidup sambungan.
- Pemeliharaan tanaman hasil sambungan harus dilakukan secara rutin seperti : penyiraman, penyiangan, pembuangan tunas yang tumbuh pada batang bawah,, membuka plastik sungkup secara bertahap setelah sambungan tanaman tersebut tumbuh.
Adapun kelebihan teknik sambung pucuk/grafting antara lain: Sifat klon indukan dipertahankan, tanaman kuat dan produksi unggul, memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, dan mempercepat pembentukan buah. Sedangkan kelemahan teknik tersebut adalah: Jika pohon sudah besar akan mudah patah oleh tiupan angin, tingkat keberhasilan rendah.
- Kultur Jaringan
Kultur Jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan menggunakan jaringan tanaman yang ditumbuhkan secara invitro (berada dalam suatu tempat tertentu). Cara ini memanfaatkan sifat totipotensi, yaitu kemampuan sel untuk membelah diri dan tumbuh menjadi tanaman utuh pada kondisi lingkungan yang sesuai. Sekali produksi dapat diperoleh anakan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, teknik ini sering kali digunakan dalam skala industri untuk produksi secara komersial. Adapun tahapan kegiatan pembibitan dengan menggunakan teknik kultur jaringan meliputi :
- Pemilihan tanaman induk sebagai sumber eksplan (jaringan tanaman), dalam hal ini tanaman yang dipilih harus sudah jelas jenis, varietas, dan spesiesnya, serta bebas dari penyakit dan hama.
- Sterilisasi eksplant untuk mencegah kontaminasi, sterilisasi eksplan merupakan upaya untuk membunuh mikroorganisme yang bersifat patogen pada potongan jaringan tanaman yang akan di gunakan dalam pelaksanaan kultur jaringan suatu tanaman dengan cara merendam bahan yang akan di gunakan dengan menggunakan fungisida yang mengandung bahan aktif.
- Persiapan media, dalam pelaksanaan kultur jaringan pada tanaman maka sebelumnya langkah yang harus dilakukan adalah dengan mempersiapkan media agar jaringan tanaman yang diisolasi dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang lengkap, media tersebut harus mempunyai komposisi nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan eksplan (potongan jaringan tanaman) sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan pada masing-masing eksplan sangat bervariasi.
- Multiplikasi/perbanyakan tunas, merupakan kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam potongan jaringan tanaman pada media.
- Perakaran, proses tersebut merupakan suatu langkah untuk mengetahui apakah potongan jaringan tanaman yang digunakan untuk kultur jaringan menghasilkan akar atau tidak. Jika muncul akar pada tanaman baru maka proses kultur jaringan telah berjalan dengan baik.
- Aklimatisasi, kegiatan tersebut merupakan proses pemindahan planlet (tanaman hasil kultur jaringan) dari botol kultur ke lokasi tanam. Biasanya tanaman hasil dari kultur jaringan terlebih dahulu di tanam di dalam polybag agar tanaman bisa untuk beradaptasi dengan lingkungan sebelum di pindahkan atau di tanam ke lokasi tanam.
Adapun kelebihan teknik kultur Jaringan antara lain: Tidak bergantung musim, dapat memproduksi bibit dalam jumlah besar dengan waktu relatif singkat, hasil anakan memiliki sifat seragam, bibit bebas penyakit dan pengangkutan bibit lebih mudah dan murah. Sedangkan kelemahan teknik kultur jaringan adalah: Diperlukan biaya yang besar,diperlukan keahlian khusus dan diperlukan teknik sterilisasi yang baik dan benar.
- Merunduk (Layering)
Merunduk adalah teknik perbanyakan tanaman yang hanya dapat dilakukan untuk tanaman yang memiliki cabang tanaman yang panjang dan lentur. Prinsipnya yaitu melakukan pelengkungan cabang yang kemudian sebagian cabang dibenam dengan tanah sampai terbentuk akar serta tunas baru dan masih menyatu pada tanaman induknya. Perbanyakan tanaman dengan cara merunduk dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
- Memilih batang tanaman yang kuat, lentur dan panjang.
- Mengerat bagian kulit batangnya.
- Membengkokkan batang tanaman hingga sedikit bagiannya menyentuh tanah.
- Mengubur bagian tanaman yang menyentuh tanah dan memberi pemberat diatasnya.
- Membiarkan tanaman tersebut selama beberapa hari dan menyiram secara teratur.
- Setelah akar di bagian tengah batang muncul, maka memisahkan tanaman baru dari tanaman lama (tanaman induk) dengan cara memotong batang tanaman baru yang bagian bawah.
- Tanaman yang baru sudah siap dipindahkan ke media tanam.
Adapun kelebihan teknik merunduk antara lain: Individu/tumbuhan baru didapatkan dengan lebih cepat, sifat bunga/buah dari individu baru yang didapatkan dengan merunduk sama seperti induknya dan tingkat keberhasilan cukup tinggi. Sedangkan kelemahan teknik tersebut adalah: Bibit tanaman yang dihasilkan jumlahnya sedikit, Hanya bisa diterapkan terhadap tanaman dengan ukuran kecil dengan dahan elastis dan dekat dengan permukaan tanah, mudah tumbang dan merusak tumbuhan yang menjadi induknya.
***************
Penyusun: Sugeng Eko Santoso, S.Hut., M.Agr. - Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Trenggalek Wilayah Kerja Kabupaten Trenggalek